Jumat, 21 November 2014

sikap motivasi dan konsep diri


BAB  6.  SIKAP, MOTIVASI DAN KONSEP DIRI
                                   KONSEP DIRI  
Menurut Harlock (1999) menyatakan bahwa konsep diri diartikan sebagai sikap, pandangan, dan keyakinan terhadap keseluruhan dirinya dan merupakan inti dari pola kepribadian. Donald Felker (1974) tentang konsep diri adalah “…. The sum total of the view which an individual has of himself, self concept is unique set of perception, ideas and attitudes which an individual has about himself”. Artinya konsep diri merupakan sesuatu yang bersifat unik dan subyektif, konsep diri sangat dipengaruhi oleh pandangan, sikap dan ide dari individu yang bersangkutan mengenai dirinya sendiri. Santrock (1990) melihat konsep diri sebagai kepemilikan seseorang berdasarkan realitas diri dan idealisme diri. Baron dan Paul (1991) mengungkapkan bahwa ada beberapa sumber pembentukan konsep diri yang cukup akurat, yaitu : (1) interaksi sosial dengan orang lain, (2) perbandingan diri sendiri dengan orang lain, (3) melalui komentar atau pernyataan orang lain mengenai individu, (4) melalui observasi yang cermat terhadap tingkah laku, pemikiran dan individu. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh beberapa unsur yaitu perilaku, moral, sikap, persepsi, dan kemampuan. Dimensi eksternal terdiri dari identify self, behaviour self, judging self, sedangkan dimensi internal terdiri dari physical self, moral ethical self, personal self, familiar self, dan social self.
                                            MOTIVASI  
Menurut M. Utsman Najati (1997), motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada mahluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan itu. Menurut Winkel (1983) motivasi merupakan daya Manajemen 2009 3 penggerak dalam diri seseorang untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Sedangkan Maslow (1994) berpendapat motivasi adalah tenaga pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Serta menurut Morgan (1995) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah di kemukakan oleh beberapa ahli maka motivasi itu sendiri malahirkan pemikiran-pemikiran yang berasal dari para ahli, pemikiran ini disebut dengan teori-teori motivasi yang terdiri dari teori hedonisme, teori kebutuhan, dan teori reaksi yang dipelajari.


Menurut Chaplin dalam tulisan Saleh (2003), motivasi dapat dibagi menjadi dua :
1.       Physiological drive, adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya.
2.       Social motives, ialah dorongan-dorongan yang berhubungan dengan orang lain, seperti dorongan ingin selalu berbuat baik dan etis.
Sedangkan Woodworth dan Marquis (2003) menggolongkan motivasi menjadi tiga macam
yaitu :
a.        Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motivasi yang berkaitan dengan kebutuhan dalam, seperti makan, minum, kebutuhan bergerak dan istirahat atau tidur dan sebagainya.
b.       Motivasi darurat mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk mengejar dan sebagainya.
Motivasi ini timbul jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang cepat dan kuat dari diri manusia. Dalam hal ini motivasi timbul atas keinginan seseorang, tetapi karena adanya rangsangan dari luar.
c.       Motivasi objektif, yaitu motivasi yang diarahkan kepada objek atau tujuan tertentu disekitar, motif ini mencakup kebutuhan untuk eksplorasi, manipulasi, menaruh minat. Motivasi ini timbul karena dorongan untuk menghadapi dunia secara efektif. Berdasarkan pengertian para ahli maka dimensi dalam motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terdiri dari orang tua, sahabat, lingkungan, dan peluang karir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar