BAB 6.
SIKAP, MOTIVASI DAN KONSEP DIRI
“ KONSEP DIRI
“
Menurut
Harlock (1999) menyatakan bahwa konsep diri diartikan sebagai sikap, pandangan,
dan keyakinan terhadap keseluruhan dirinya dan merupakan inti dari pola
kepribadian. Donald Felker (1974) tentang konsep diri adalah “…. The sum
total of the view which an individual has of himself, self concept is
unique set of perception, ideas and attitudes which an individual has
about himself”. Artinya konsep diri merupakan sesuatu yang bersifat unik
dan subyektif, konsep diri sangat dipengaruhi oleh pandangan, sikap dan ide
dari individu yang bersangkutan mengenai dirinya sendiri. Santrock (1990)
melihat konsep diri sebagai kepemilikan seseorang berdasarkan realitas diri dan
idealisme diri. Baron dan Paul (1991) mengungkapkan bahwa ada beberapa sumber
pembentukan konsep diri yang cukup akurat, yaitu : (1) interaksi sosial dengan
orang lain, (2) perbandingan diri sendiri dengan orang lain, (3) melalui
komentar atau pernyataan orang lain mengenai individu, (4) melalui observasi
yang cermat terhadap tingkah laku, pemikiran dan individu. Berdasarkan uraian
diatas maka penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa pembentukan konsep diri
dipengaruhi oleh beberapa unsur yaitu perilaku, moral, sikap, persepsi, dan
kemampuan. Dimensi eksternal terdiri dari identify self, behaviour
self, judging self, sedangkan dimensi internal terdiri dari physical
self, moral ethical self, personal self, familiar self, dan social
self.
“ MOTIVASI
“
Menurut
M. Utsman Najati (1997), motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan
aktivitas pada mahluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya
menuju tujuan itu. Menurut Winkel (1983) motivasi merupakan daya Manajemen
2009 3 penggerak dalam diri seseorang untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan. Sedangkan Maslow (1994) berpendapat motivasi adalah tenaga
pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau
berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Serta menurut Morgan (1995) motivasi
adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke
arah suatu tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah di
kemukakan oleh beberapa ahli maka motivasi itu sendiri malahirkan
pemikiran-pemikiran yang berasal dari para ahli, pemikiran ini disebut dengan
teori-teori motivasi yang terdiri dari teori hedonisme, teori kebutuhan, dan
teori reaksi yang dipelajari.
Menurut
Chaplin dalam tulisan Saleh (2003), motivasi dapat dibagi menjadi dua :
1. Physiological drive, adalah
dorongan-dorongan yang bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan
sebagainya.
2. Social motives, ialah dorongan-dorongan
yang berhubungan dengan orang lain, seperti dorongan ingin selalu berbuat baik
dan etis.
Sedangkan
Woodworth dan Marquis (2003) menggolongkan motivasi menjadi tiga macam
yaitu
:
a. Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motivasi
yang berkaitan dengan kebutuhan dalam, seperti makan, minum, kebutuhan bergerak
dan istirahat atau tidur dan sebagainya.
b. Motivasi darurat mencakup dorongan untuk
menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dorongan
untuk mengejar dan sebagainya.
Motivasi ini timbul
jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang cepat dan kuat dari diri manusia.
Dalam hal ini motivasi timbul atas keinginan seseorang, tetapi karena adanya
rangsangan dari luar.
c. Motivasi
objektif, yaitu motivasi yang diarahkan kepada objek atau tujuan tertentu
disekitar, motif ini mencakup kebutuhan untuk eksplorasi, manipulasi, menaruh minat.
Motivasi ini timbul karena dorongan untuk menghadapi dunia secara efektif.
Berdasarkan pengertian para ahli maka dimensi dalam motivasi yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik terdiri dari orang tua, sahabat, lingkungan,
dan peluang karir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar