BAB
5
·
SUMBER DAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN KONSUMEN Sumber Daya Konsumen
Sumber daya konsumen adalah segala sumber daya konsumen yang mempengaruhi
konsumen dalam melakukan pembelian produk maupun jasa. Sumber daya konsumen ada
3 yaitu sumber daya ekonomi, sumber daya sementara, sumber daya kognitif. 1.
Sumber Daya Ekonomi Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan
potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala
sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam
(natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang
dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar
pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara
struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Kategori sumberdaya
alam ini tergolong sumberdaya alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika
digunakan dan dicemari secara cepat, namun demikian lambat laun akan dapat
diganti melalui proses alamiah misalnya ; pohon-pohon di hutan, rumput di
padang rumput, deposit air tanah, udara segar dan lain-lain Sumberdaya alam ini
keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka untuk
mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah).
Disamping komponen sumberdaya alam, pada saat ini peranan sumberdaya manusia
(human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk
pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan. 2. Sumber Daya
Sementara Waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku
konsumen. Karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan waktu.
Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang
sangat pribadi yaitu waktu senggang. Sumber daya kognitif Produk yang
diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu (time
goods).
·
a. Barang yang menggunakan waktu seperti: Menonton TV, Tidur, Bermain,
dll. b. Barang pengehemat waktu, seperti : rice cooker, oven microwave, mesin
cuci, blender, dll. 3. Sumber Daya Kognitif Kemampuan untuk secara lebih tepat
merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep
yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya
schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam
tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam
merepresentasikan informasi secara mental. Pengetahuan Pengetahuan konsumen
adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk,
serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan konsumen terdiri dari 3 macam,yaitu :
1. Pengetahuan produk merupakan kumpulan berbagai macam informasi mengenai
produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk,
atribut atau fitur produk, harga produkdan kepercayaan mengenai produk. 2.
Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di
dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut.
Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk
berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut.
3. Pengetahuan Pemakaian, suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen
jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa
memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus
bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.Produsen
berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui
cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting
bagi konsumen.
·
. Kepribadian Nilai dan Gaya Hidup dalam Perilaku Konsumen KEPRIBADIAN NILAI
Secara umum pengertian kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan
individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta
menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam.
Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan kepribadian tersebut
fungsional bersifat dinamis, yang khas artinya pada selama seseorang. individu
Perkembangan masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah
pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap
kepribadiannya (Depkes, 1992). Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya
atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan
bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari
lingkungan, misalnya bentukan dari keluarga pada masa kecil kita dan juga
bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu
sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan
juga yang bersifat fisik. Kepribadian yang terbentuk dari keluarga seperti
seorang anak yang memiliki sifat dermawan dan baik hati karena anak tersebut
selalu diajarkan oleh orangtuanya untuk selalu membantu sesama tanpa mengenal
status sosial atau seseorang yang menjadi berandal karena keluarganya yang
kurang memberi perhatian sehingga anak tersebut menjadi pemberontak.
Kepribadian juga terbentuk dari lingkunga hidup, seperti seorang anak yang
awalnya penurut dan rajin beribadah tiba-tiba berubah menjadi anak yang
pembangkak dan enggan untuk beribadah karena memiliki teman-teman yang suka
mencari masalah sehingga mempengaruhi kepribadian anak tersebut. Dan dalam hal
ini peran keluarga merupakan hal yang penting dalam membentuk atau mengontrol
kepribadian seseorang. Nilai memainkan peranan yang sangat penting dalam
kehidupan bermasyarakat karena nilai sendiri merupakan ukuran mengenai baik dan
buruk, benar dan salah, pantas dan tak pantas. Nilai sangat mencerminkan suatu
kualitas pilihan dalam tindakan dalam hal apapun termasuk melakukan pembelian.
Menurut saya kepribadian nilai merupakan watak,sifat,ciri,dan kebiasaan seorang
individu dalam memberi ukuran baik atau buruk terhadap sesuatu yang terjadi
didalam kehidupan sehari-hari. Dalam perilaku konsumen yang sedang kita
pelajari,kepribadian nilai seseorang berpengaruhi terhadap sifat konsumtif
seseorang. Hal ini terjadi karena setiap konsumen akan
·
Selalu mengukur baik
buruknya,pantas atau tidak pantasnya produk tersebut bagi konsumen tersebut.
Contohnya ada 2 konsumen yang memiliki kepribadian yang berbeda,konsumen A yang
memiliki kepribadian yang bijaksana dan tenang akan membeli suatu produk sesuai
dengan yang dibutuhkan,konsumen tersebut tidak akan tergesa-gesa dalam memilih
atau memutuskan apa yang akan dia beli, konsumen tersebut akan mempertimbangkan
lebih teliti apakah barang yang akan dibeli berguna untuknya nanti atau malah
akan merugikannya. Sedangkan konsumen B yang memiliki kepribadian yang ceroboh
dan memiliki emosi yang labil tidak memikirkan apa yang dibeli itu akan memberi
pengaruhi yang baik atau buruk terhadap dirinya,konsumen B lebih cenderung
membeli barang sesuka hatinya sehingga saat dimengetahui barang tersebut
ternyata merugikannya dia akan merasa menyesal. GAYA HIDUP Pengertian “gaya
hidup” menurut KBBI adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di
dalam masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan
pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya membedakan
statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya hidup atau life
style dapat diartikan juga sebagai segala sesuatu yang memiliki karakteristik,
kekhususan, dan tata cara dalam kehidupan suatu masyarakat tertentu. Gaya hidup
dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik seseorang secara kasatmata, yang
menandai sistem nilai, serta sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya.
Menurut Piliang (1998: 208), Gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas cara,
tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang mendukungnya, dalam
pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan tertentu.
Kita bisa menilai seseorang dengan cara melihat gaya hidup orang tersebut.
Itulah mengapa bagian departemen marketing sebuah produk selalu melakukan
pengamatan terhadap gaya hidup seseorang yang menjadi target pasarnya untuk
bisa mendapatkan hasil penjualan yang maksimal. Karena memang melalui gaya
hidup lah seseorang bisa dengan tanpa sadar memperlihatkan kepada khalayak
siapa diri mereka sebenarnya. Gaya hidup seseorang merupakan faktor yang
menentukkan apa saja yang dia butuhkan dalam menjalankan kediupan sehari-hari.
Gaya hidup merupakan pola tingkah laku seseorang
· Dalam
menunjukkan kelas sosialnya. Status sosial merupakan hal yang paling penting
dalam mempengaruhi gaya hidup seseorang. Status sosial dijaman modern ini
merupakan hal yang dianggap sangat penting bagi beberapa golongan masyarakat.
Tanpa status sosial seseorang akan dipandang rendah oleh golongan yang sangat
menanggap penting status sosial tersebut. Mengukur status sosial seseorang
dapat dilihat dari o Jabatan, seseorang yang memiliki jabatan sebagai Direktur
akan mempunya gaha hidup yang tinggi sesuatu yang sesuai dengan status sosial
yang dimiliki,seperti membeli mobil mewah,rumah yang mewah,berlibur ke luar
negri. Sedangkan sesorang yang hanya memiliki jabatan sebagai office boy untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari saja mungkin akan sulit,dia akan berusaha untuk
membeli sesuatu yang memang penting untuk menjalankan hidupnya bukan untuk
bersenang-senang. o Kekayaan, seseorang yang memiliki kekayan yang berlimpah
akan menggunakan hartanya untuk membeli sesuatu yang menunjukkan status
sosial,dan sebagaian besar seseorang yang memiliki kekayaan akan jauh lebih
konsumtif dibanding seseorang yang hidup sederhana atau bahkan kekurangan. o
Keturunan, seseorang yang memiliki keturunan bangsawan atau ningrat akan
memiliki gaya hidup yang sangat tinggi,mereka akan menjaga kebangswanan mereka
dengan menjalankan hidup yang penuh kemewahan. Seorang bangsawan memiliki
kekayaan yang sangat besar sehingga mereka akan jauh lebih konsumtif
dibandingkan dengan seseorang yang memiliki keturunan dari rakyat biasa. o Agama,
seseorang yang memiliki ketaatan terhadap agamanya akan menjalankan gaya hidup
yang biasa atau tidak terlalu mencolok. Karena dalam agama sesuatu yang
berlebihan merupakan hal yang tidak baik untuk dilakukan,sehingga seseorang
yang memiliki ketaat yang tinggi terhadap agama tidak terlalu konsumtif dalam
membeli sesuatu. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepribadian nilai dan gaya hidup
merupakan aspek yang sangat mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses
pembelian. Dengan kepribadian yang bersahaja dan gaya hidup yang sederhana akan
lebih baik dilakukan oleh seorang konsumen agar terhindar dari sesuatu yang
merugikan dirinya sendiri,dan akan membuat kita menjadi konsumen yang lebih
bijaksana dalam mengambil keputusan pembelian sehingga hidup kita akan menjadi
lebih baik dari sebelumnya.