TUGAS :
SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN
BAB. 1 PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
Pengertian Prilaku
Konsumen
Pemikiran yang benar tentang konsumen
Perilaku konsumen sebenarnya merupakan hal-hal yang mendasari konsumen
untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Berdasarkan
landasan teori, ada dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu
faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor
eksternal
Faktor
eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial,
kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi
merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada
sikap dan prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang
dalam pembelian dan sering dijadikan pedomanoleh konsumen dalam bertingkah
laku.
Faktor
internal
Faktor-faktor
yang termasuk ke dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya
hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku
seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia
diperoleh darimempelajarisesuatu.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Pendekatan
perilaku konsumen terbagi dua yaitu:
*. Teori Kardinal ( Cardinal Theory)
Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat
dihitung secara nominal,sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau
kilogram,panjang dengan centimeter atau meter. Sedangkan satuan ukuran kegunaan
(utility) adalah util. Keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan
perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan.
Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU).
Tambahan kegunaan dari penambahan suatu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas
marjinal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah
unit barang dikalikan harga per unit.
*. Teori Ordinal ( Ordinal Theory )
Terbagi atas 7 bagian yaitu :
A.
Kurva Indiferensi ( Indiference Curve )
Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung
tetapi hanya dapat dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau
kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan
kurva indiferensi (indiferensi curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberika tingkat
kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau
sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference
map), dihadapi oleh hanya seorang konsumen.
Asumsi –asumsi Kurva Indiferensi :
1)
Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tingi tingkat
kepuasanya.
2)
Kurva indiferensi menurun dari kiri ke kanan bawah ( downward sloping ), dan
cembung ke titik origin ( convex to origin) atau adanya kelangkaan.
3)
Kurva indiferensi tidak saling berpotongan agar asumsi transitivitas terpenuhi.
B. Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve )
Garis Anggaran (budget line) adalah kurva yang
menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya
(anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran dinotasikan sebagai BL,
sedangkan harga sebagai P ( Px untuk X dan Py untuk Y ) dan jumlah barang yang
dikonsumsi adalah Q ( Qx untuk X dan Qy untuk Y ), maka:
BL
= Px.Qx + Py.Qy
C.
Perubahan Harga Barang dan Pendapatan
Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya
beli, diukur dari besar luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis
anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas,maka daya beli meningkat,begitu
juga sebalikny
D.
Keseimbangan Konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen
telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada
(jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi
(maksimalisasi kegunaaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai dengan
anggaran paling minim (minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan
tercapai pada saat kurva garis anggaran (manggambarkan tingkat kemampuan)
bersinggungan dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).
E. Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang
Keseimbangan
yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah.Jika pendapatan
nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasanya,begitu juga
sebaliknya.Salah satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah
perubahan harga barang.
F.
Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal
Salah satu faktor lain yang dapat mengubah
keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal. Karena rasio harga
tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis
anggaran sebelumnya.
G.
Efek Subtitusi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (Income Effect)
Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun
maka permintaan terhadapnya bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya
adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan
perubahan harga, terhadap keseimbanga konsumen.
Penelitian Konsumen Sebagai Suatu Bidang Yang Dinamis
Terdapat tiga
pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
Pendekatan pertama
adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku
konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara
panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi
konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan
menggunakannya.
Pendekatan ke dua
adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu
psikologi kognitif, sosial,
dan behaviorial serta dari ilmu
sosiologi. Pendekatan ini
bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan
pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei
untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang
konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan
sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ke tiga
disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan
menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham
Maslow untuk memprediksi
pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal
dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga
pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas
perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan
analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau
seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
REFERENSI
· aisyah18.files.wordpress.com/2010/.../teori-perilaku-konsumen-22
BAB. 2 SEGMENTASI PASAR DAN ANALISIS DEMOGRAFI
SEGMENTASI
PASAR dan ANALISIS DEMOGRAFI
1. Pengertian Segmentasi Pasar.
Segmentasi
pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yg
homogen, dimana tiap kelompok(bagian) dapat di pilih sebagai pasar yang di
tuju(ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk.
Defini
Segmentasi Pasar oleh beberapa ahli :
a. Swastha & Handoko (1997)
mengartikan segmentasi pasar sebagai
kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam
satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
b. Pride & Ferrel (1995)
mengatakan bahwa segmentasi pasar
adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial
dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli
dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok
pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan
produk yang serupa.
c. Swastha & Handoko (1987)
yang
merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi
segmen–segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai
dengan marketing mix.
1.1.
Segmentasi
dan kepuasan
Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang
atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap
kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen
Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi
atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi
kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut
yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan
yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .
Pengelompokan inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan.
Segmentasi ini mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi beberapa
segmen berdasarkan :
- letak geografis
- volume pembelian demografis
- produk yang dibeli
- sesuai kebutuhan Anda
Umumnya, tiap segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda
terhadap organisasi.
1.2.
Segmentasi
dan profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan
dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan
(income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
1.3.
Penggunaan
segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
- Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun
ada beberapa variabel yang sulit diukur.
- Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
- Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
- Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan
memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran
yang berbeda.
- Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani
segmen-segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan
konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan
variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani
kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
SUMBER :
1. Sejarah.
Sejarah dan
keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”) tidak terpisahkan dari
sejarah keluarga Sampoerna sebagai pendirinya. Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee,
seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok kretek linting
tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut
merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok
kretek maupun rokok putih.
Popularitas rokok kretek tumbuh dengan pesat. Pada awal 1930-an, Liem Seeng Tee
mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, yang
berarti ”kesempurnaan”. Setelah usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee
memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan
yang terbengkalai di Surabaya yang kemudian direnovasi olehnya.
Bangunan tersebut kemudian juga dijadikan tempat tinggal keluarganya, dan
hingga kini, bangunan yang dikenal sebagai Taman Sampoerna tersebut masih
memproduksi kretek linting tangan. Bangunan tersebut kini juga meliputi sebuah
museum yang mencatat sejarah keluarga Sampoerna dan usahanya, serta merupakan
salah satu tujuan wisata utama di Surabaya.
Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi
perusahaan pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, Sampoerna berkembang pesat dan
menjadi perseroan publik pada tahun 1990 dengan struktur usaha modern, dan
memulai masa investasi dan ekspansi. Selanjutnya Sampoerna berhasil memperkuat
posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. Keberhasilan
Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc. (“PMI”), salah
satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT
Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas
atas Sampoerna. Jajaran Direksi dan manajemen baru yang terdiri dari gabungan
profesional Sampoerna dan PMI meneruskan kepemimpinan Perseroan dengan
menciptakan sinergi operasional dengan PMI, sekaligus tetap menjaga tradisi dan
warisan budaya Indonesia yang telah dimilikinya sejak hampir seabad lalu.
2. Visi Dan Misi PT HM Sampoerna Tbk
Visi PT HM Sampoerna Tbk.
(“Sampoerna”) terkandung dalam “Falsafah Tiga Tangan”. Falsafah tersebut mengambil
gambaran mengenai lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya.
Masing-masing dari ketiga ”Tangan”, yang mewakili perokok dewasa, karyawan dan
mitra bisnis, serta masyarakat luas, merupakan pihak yang harus dirangkul oleh
Sampoerna untuk meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia.
Kami meraih ketiga kelompok ini
dengan cara sebagai berikut :
1. Memproduksi rokok berkualitas tinggi
dengan harga yang wajar bagi perokok dewasa
Sampoerna berkomitmen penuh untuk
memproduksi sigaret berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen
dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan inovatif untuk
memenuhi selera konsumen yang dinamis.
2. Memberikan kompensasi dan lingkungan
kerja yang baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha
Karyawan adalah aset terpenting
Sampoerna. Kompensasi, lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk
pengembangan adalah kunci utama membangun motivasi dan produktivitas karyawan.
Di sisi lain, mitra usaha kami juga berperan penting dalam keberhasilan kami,
dan kami mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk memastikan
vitalitas dan ketahanan mereka.
3. Memberikan sumbangsih kepada
masyarakat luas
Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas
dari dukungan masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam memberikan sumbangsih,
kami memfokuskan pada kegiatan pengentasan kemiskinan, pendidikan, pelestarian
lingkungan, penanggulangan bencana dan kegiatan sosial karyawan.
Misi PT HM Sampoerna Tbk. adalah
menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia. Hal
ini PT HM Sampoerna Tbk. lakukan dengan senantiasa mencari tahu keinginan
konsumen, dan memberikan produk yang dapat memenuhi harapan mereka. PT HM
Sampoerna Tbk. bangga atas reputasi yang PT HM Sampoerna Tbk. raih dalam hal
kualitas, inovasi dan keunggulan.
3. Budaya PT HM Sampoerna Tbk
- Budaya perusahaan dalam tubuh
sampoerna sudah menjadi spirit d’corps
sampoerna. Dalam kegiatan sehari-hari
- Kredibilitas perusahaan yang
terpercaya
4. Marketing mix product, price,
promotion dan place
marketing mix adalah suatu kesatuan
alat-alat (tools) marketing yang digunakan oleh perusahaan/organisasi untuk
mencapai tujuan-tujuan marketingnya pada pasar sasaran (target market)
tertentu. Dasar konsep marketing adalah marketing strategis, yang merupakan
kombinasi dari variabel-variabel yang dapat dikontrol oleh organisasi/
perusahaan. Marketing mix adalah perpaduan dari variabel-variabel interen
yang dapat dikontrol, dimobilisasi untuk mencapai pasar sasaran (segmen)
tertentu.
Unsur-unsur yang terdapat dalam
Marketing Mix di PT HM Sampoerna Tbk adalah :
PT HM Sampoerna Tbk.
(“Sampoerna”) dan afiliasinya memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan
rokok di Indonesia, yang meliputi sigaret kretek tangan, sigaret kretek mesin,
dan rokok putih. Di antara merek rokok Sampoerna, yaitu :
A. Dji Sam Soe
B. A Mild
C. U Mild
D. Sampoerna Hijau
E. Avolution
F. Sampoerna Pas
G. A Flava
Harga produk merek rokok Sampoerna
per bungkus, yaitu :
A. Dji Sam Soe = Rp. 10.656 (12
batang) dan Rp. 12.519 (16 batang)
B. A Mild = Rp. 12.123 (16 batang) dan Rp. 8.766 (12 batang)
C. U Mild = Rp. 7.929 (16 batang)
D. Sampoerna Hijau = Rp. 6.687 (12 batang)
E. Avolution = Rp. 12.000 (16 batang)
F. Sampoerna Pas = Rp. 5.076 (12 batang)
G. A Flava = Rp. 10.000 (12 batang)
- Promotion/Communication
(Promosi/Komunikasi)
Strategi promosi yang dilakukan PT.
HM Sampoerna Tbk antara lain periklanan, promosi penjualan dan personal
selling.
Saluran distribusi yang digunakan
oleh PT. HM Sampoerna adalah saluran distribusi tidak langsung, yaitu melalui
satu atau lebih perantara. PT. HM Sampoerna mendistribusikan produk melalui
ditributor resmi yang ditunjuk yaitu PT. Panamas. Dalam personal selling PT. HM
Sampoerna membagi 3 (tiga) Divisi yaitu divisi dropping, divisi SRO (special
retail outlet) dan divisi RRO (register retail outlet).
Analisis SWOT adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk
akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Dari
analisis SWOT PT HM Sampoerna Tbk, dapat di perinci menjadi beberapa inti yaitu
sebagai berikut :
1. Kualitas Bahan Baku
Kualitas
bahan baku rokok sampoerna sudah terpercaya, kualitas bahan baku menjadi
andalan sampoerna untuk bersaing dengan empat perusahaan rokok besar Indonesia
lainnya (Gudang garam, Djarum, Bentoel Prima dan Wismilak).
2. Menguasai pangsa pasar
Produk-produk rokok sampoerna secara keseluruhan menguasai pangsa pasar rokok
Indonesia dengan pangsa pasar 24,2 %, posisi runner-up Gudang Garam 23,6 dan
pada peringkat ketiga Djarum 20,4 %.
3. Kredibilitas perusahaan
Perusahaan yang telah berdiri hampir mencapai seratus tahun pastinya memiliki
kredibilitas perusahaan yang baik. Kredibilitas Sampoerna tidak dibangun dalam
semalam, tetapi melalui jalan yang panjang dan berbagai prestasi yang telah
ditorehkan. Kredibilitas perusahaan inilah yang menjadi dasar terbentuknya
trust ‘kepercayaan’ dari para stakeholder yang terbukti menjadi poin krusial
dalam pengembangan suatu bisnis.
4. Budaya Perusahaan Budaya perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah menjadi
spirit d’corps sampoerna. Dalam kegiatan sehari-hari budaya perusahaan tersebut
menjiwai seluruh aktifitas karyawan sehingga kinerja karyawan menjadi lebih
efektif dan efisien. Dengan adanya budaya perusahaan yang baik maka perusahaan
akan mampu bertahan dan berkembang lebih baik lagi.
5. Nilai capital yang besar
Setelah Philip Morris menjadi pemilik dominan saham perusahaan. Sampoerna
memiliki capital yang cukup besar dan jaminan tersedianya modal dibawah naungan
perusahaan rokok raksasa dunia. Dengan tersedianya dana yang besar, memudahkan
perusahaan untuk menjalankan strategi pemasaran dan kegiatan operasional
perusahaan.
1. Harga
yang cukup mahal Harga yang cukup mahal Harga yang cukup mahal menjadi
kelemahan sampoerna yang sangat terlihat dimata competitor. Harga cukup mahal
ini berskala dari biaya promosi yang besar dan bahan baku yang mahal.
2. Kurang diminatinya produk rokok kretek mild di Internasional
Para perokok
luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih dan sudah candu dengan rasa yang
diberikan oleh rokok putih, kehadiran rokok kretek mild tidak bias menggeser
kedudukan rokok putih sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk saat ini.
3. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
Walaupun Dji Sam Soe Filtered memilki kualitas tembakau dan cengkeh yang tidak
kalah dari para pesaing, tetapi perbedaan harga membuat Dji Sam Soe filter
tidak bias menggeser kedudukan Gudang Garam Internasional dari peringkat
pertama dan minimnya distribusi dan promosi membuat sangat memperkokoh posisi
Gudang Garam Internasional sebagai Champion.
4. Modalyang cukup besar untuk mengadakan event berkala.
Seperti A mild live wanted, Java Jazz, COPA Dji Sam Soe, Liga voli Proliga,
IBL, Jak Jazz dan Soundrenaline. Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak
dipakai untuk membuat suatu event, terlebih lagi event yang dibuat adalah event
berkala (Java Jazz, Jak jazz, IBL, Proliga, COPA, Soundrenaline dan Amild live
wanted) dengan jangka waktu setahun sekali event tersebut dilaksanakan, sudah
terhitung ada tujuh event besar yang harus didanai setiap tahunnya. Dengan
adanya event berkala tersebut sampoerna harus menyediakan dana yang cukup besar
5. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar dapat bersaing dengan rokok
putih, tetapi yang terjadi pertumbuhan rokok tersebut sangat lambat, permintaan
turun dan profit menurun, akhirnya malah memberikan kerugian dan memberikan
dampak yang negative. Rokok Avolution yang seharusnya harapan dilihat dari
launchingnya yang sangat luar biasa utnuk industry rokok Indonesia, tetapi yang
terjadi produk ini tidak memberikan laba yang sesuai harapan seiring
berjalannya waktu.
1. Masuknya
Philip Morris sebagai mitra bisnis Masuknya Philip Morris yang notabenenya
termasuk perusahaan rokok besar dunia, memudahkan sampoerna untuk mengekspansi
bisnisnya ke International melalui bantuan perusahaan Philip Morris.
2. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) diIndonesia
Perlu diketahui lagi bahwa rokok akan menyebabkan kecanduan dan kecanduan
tersebut tidak hanya karena rokoknya tetapi juga karena rasa yang diberikan
oleh rokok tersebut, kecanduan tersebut membuat seseorang tidak bias pindah ke
produk lain. Dilihat dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perokok
telah menjadi menyumbang laba tetap untuk perusahan rokok. Meningkatnya jumlah
anak muda yang merokok dan banyak strategi yang diluncurkan produsen LTLN untuk
menarik para anak muda dengan event music menyebabkan banyaknya anak muda yang
menggemari rokok LTLN, memberikan angin perubahan untuk industry rokok dimasa
mendatang karena anak muda yang merokok LTLN saat ini tidak bias pindah ke merk
lain dikarenakan dia sudah candu dari rasa yang diberikan rokok tersebut.
Tingginya kesadaran kesehatan masyarakat dan gaya hidup yang menganggap rokok
LTLN lebih keren memungkinkan perubahan trend pada industri rokok.
3. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan produk baru
Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi kesempatan bagi sampoerna untuk
mempromosikan produk baru tanpa dipungut biaya advertising. Dengan banyaknya
event, akan meningkatkan brand awareness yang dimiliki produk tersbut sehingga
memudahkan produk itu dikenal dan diingat customer.
4. Kemungkinan lahirnya produk baru
Besarnya modal yang dimiliki sampoerna dan kerjasamanya dengan Philip Morris,
memungkinkan Sampoerna untuk mengembangkan produk baru apabila ada pasar yang
cocok.
5. Beralihnya customer competitor ke rokok (LTLN) Sampoerna
Tingginya kesadaran akan kesehatan masyarakat memungkinkan pindahnya customer
rokok GG dan Djarum ke rokok LTLN Sampoerna atau A mild. Besarnya kemungkinan
pindah sangat tinggi karena tingginya kesadaran akan kesehatan dan rasa dari
rokok sampoerna memiliki kemiripan dengan rokok SKM GG Internasional dan Djarum
Super.
1. Regulasi
dan perda mengenai anti-rokok Perda ini memungkinkan penurunan jumlah perokok
dan permintaan atas rokok yang terjadi disuatu daerah yang memiliki perda
anti-rokok.
2. Kompetitor dari rokok jenis Mild
Dilihat dari trend positif rokok mild, banyak dari produsen rokok mulai
merambah pangsa pasar rokok mild. Untuk saat ini produsen rokok besar sudah memproduksi
rokok mild, Gudang Garam ada Surya Signature, dari pihak Djarum lahir LA Light,
yang cukup mengancam Sampoerna saat ini, dari kubu Bentoel Prima ada Starmild
yang berada di posisi ketiga pangsa pasar rokok mild, bahkan produsen rokok
kecil seperti Nojorono Tobacco Indonesia ikut meramaikan industry rokok
Indonesia dengan mengusung produk Class Mild yang menduduki peringkat
runner-up. Bertambahnya competitor menambah ketatnya persaingan rokok di
Indonesia, akhirnya ada yang tersingkir dari persaingan tersebut.
3. Bertambahnya competitor rokok jenis mild
Pangsa pasar rokok mild yang menjanjikan di masa depan memungkinkan munculnya
pendatang baru dalam persaingan industry rokok mild.
4. Tingginya pajak rokok
Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli masyarakat terhadap rokok
sehingga terjadi penurunan permintaan rokok.
5. Berkurangnya event yang disponsori oleh industry rokok
Berkurangnya event yang disponsori rokok merupakan impact dari mindset
masyarakat yang mendukung anti-rokok dan ingin mengurangi promosi rokok yang
terdapat pada event khususnya event anak muda. Dengan berkurangnya event yang
disponsori perusahaan rokok membuat perusahaan rokok sulit untuk mempromosikan
produknya dan seiring berjalannya waktu tingkat awareness akan berkurang.
Pesaing PT HM Sampoerna Tbk, yaitu :
- PT. Djarum.
- PT. Bentoel.
- PT. Gudang Garam
BAB. 3 PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN
1. Model
Proses Pengambilan Keputusan
Ada banyak
cara untuk mengambil keputusan, dalam hal ini di klasifikasi berdasarkan bentuk
model:
1. Tujuanya : model latihan , model penelitian, model keputusan, model
perencanaan, dan lain sebagainya.
2. Bidang penerapannya : model tentang transportasi, model tentang
persediaan barang, model tentang kesehatan,dan sebagainya.
3. Tingkatkanya : model tingkat manejemen kantor, tingkat kebijakan
nasional, kebijakan rasional, kebijakan regional, kebijakan local, dan
sebagainya
4. ciri waktunya : model statis dan model dinamis.
5. Bentuknya : model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model
konflik,dan sebagainya.
6. Pengembangan analitik : tingkat dimana matematika perlu digunakan.
7. Kompleksitas : model sangat terinci, model sederhana, model global, model
keseluruhan, dan sebagainya.
8. Formalisasi : model mengenai dimana interaksi itu telah digunakan dan
hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu di bicarakan
juga.
2. Tipe Tipe Proses Pengambilan
Keputusan
Tipe
Pengambilan adalah tindakan manejemen dalam penelitian alternatif untuk
mencapai sasaran. Keputusannya di bagi 3 tipe :
1.
Keputusan terprogram : keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat
di program keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manejemen
tingkat bawah.
2. keputusan setengah terprogram : keputusan yang sebagian dapat
diprogram sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagaian tidak terstruktur.
3. keputusan tidak terprogram : keputusan yang tidak terjadi
berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manejemen
tingkat atas informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak
mudah untuk di dapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari
lingkungan luar.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan
sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh
konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
1.Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya
pembelian rumah.
2.Tersedianya waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk
membeli produk.
3.Terdapat tingkat keterlibatan yang tinggi dalam menyertai pembelian.
Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan
pembelian :
1.Motivasi merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai
tujuan tertentu.
2.Persepsi merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian
yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan
tersebut.
3.Pembentukan sikap merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang
mencerminkan sikap suka atau tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.Integrasi merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.
5.Pembelajaran merupakan proses belajar yang dilakukan seseorang setelah
membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan
dan akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya.
4.
Pembelian
Struktur keputusan membeli penting karena
sesudah menentukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu,
konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh
struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen :
1.
Keputusan tentang jenis produk
Konsumen
dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau tujuan
lain selain melakukan pembelian.
2.
keputusan tentang jenis produk
Konsumen
memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu,
corak,dan sebagainya).
3. keputusan tentang merek
Konsumen
memutuskan merk yang akan diambil.
4.
keputusan tentang penjualan
Konsumen
memutuskan dimana akan membeli ( termasuk pedagang besar, pengecer) Harus
mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5.
Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen
memutuskan jumlah produk yang akan dibeli.
6.
keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen
memutuskan kapan harus membeli (kapan uang/kesempatan tersedia).
7.
Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen
memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya.
5.
Diagnosa Perilaku Konsumen
Pemahaman
akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu
1.
Merancang sebuah strategi pemasaran yang baik
2. Perilaku konsumen
dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan
mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran,
pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya
tersebut.
3.
Pemasaran sosial (social marketing) yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi
sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen yaitu :
1. Pendekatan
pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam
perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya.
2. Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang
didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan
behaviorial serta dari ilmu sosiologi.
3. Pendekatan ketiga disebut sebagai
sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan
statistika.
Ketiga
pendekatan sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas perilaku
konsumen serta strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis
yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh
pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
BAB. 4 EVALUASI
ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
Evaluasi alternative sebelum
pembelian
Evaluasi
alternatif merupakan suatu proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi
dan dipilih oleh konsumen. Pada tahap evaluasi konsumen harus:
- Menentukan kriteria yang akan
digunakan untuk menilai alternatif,
- Memutuskan alternatif mana yang
akan dipertimbangkan,
- Menilai kinerja dan alternatif
yang dipertimbangkan dan
- Memilih dan menerapkan kaidah
keputusan untuk membuat pilihan akhir.
Philip
kotler mengemukakan, “Konsumen mempelajari merek-merek yang tersedia dan
ciri-cirinya. Informasi ini digunakan untuk mengevaluasi semua alternatif yang
ada dalam menentukan keputusan pembeliannya”(1998:170).
Menurut
Sutisna, “Setidak-tidaknya ada dua kriteria evaluasi alternatif. Pertama adalah
manfaat yang diperoleh dengan membeli produk. Kedua, kepuasan yang
diharapkan”(2001:22).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, ketika berbagai alternatif telah
diperoleh, konsumen melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi altenatif tersebut,
dalam keberadaanya ditentukan oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang
akan dibelinya.
Alternatif
membeli atau tidak membeli produk (merk) tertentu, dipengaruhi oleh
pertimbangan atribut produk. Yaitu meliputi:
- Manfaat
- Kepentingan
- Image
- fungsi yang diharapkan
Pertimbangan
tersebut seringkali diperbandingan antara manfaat yang akan diperoleh dengan
biaya yang akan dikeluarkan untuk memperoleh atau setelah membeli barang
tersebut. Mempertimbangkan untuk membeli mobil kedua adalah pilihan antara
keleluasaan pemakaian dan tambahan investasi maupun biaya perawatan.
Kriteria
yang digunakan konsumen selama pengambilan keputusan akan tergantung pada
beberapa faktor, diantaranya:
- Pengaruh situasi,
- Kesamaan
alternatif-alternatif pilihan
- Motivasi
- Keterlibatan
- Pengetahuan
BAB. 5 SUMBERDAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN
Macam-macam
Sumber Daya
1. Sumber
Daya Ekonomi
Potensi
sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya
dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki
baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors)
maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta
dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat
ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada
sumberdaya alam lain.
2. Sumber
Daya Sementara
a). Barang
yang Menggunakan Waktu
Produk yang
memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV,
Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi
(waktu wajib).
b). Barang
Penghemat Waktu
Produk yang
menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka.
Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food.
3. Sumber
Daya Kognitif
Pengertian
sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat
merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep
yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya
schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam
tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam
merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam
konstruktivisme.
4.
Pengetahuan Organisasi
Pengetahuan
konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak
yang dibelu, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung pada pengetahuan
konsumen mengenai hal-hal tersebut.
Pengetahuan
konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam
produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan
dengan fungsi nya sebagai konsumen.
1.
Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
2.
Pengetahuan tentang manfaat produk
3.
Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk kepada konsumen
BAB. 6 SIKAP, MOTIVASI DAN KONSEP DIRI
SIKAP, MOTIVASI
dan KONSEP DIRI
Pengertian
Sikap
Melalui
tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap
yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu
pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Suatu sikap
menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi dan
proses kognitif kepada suatu aspek.
Fungsi sikap
Sikap
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi
Penyesuaian
Fungsi ini
mengarahkan manusia menuju obyek yang menyenangkan atau menjauhi obyek yang
tidak menyenangkan. Hal ini mendukung konsep utilitarian mengenai maksimasi
hadiah atau penghargaan dan minimisasi hukuman.
2. Fungsi
Pertahanan Diri
Sikap
dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri terhadap ancaman serta membantu
untuk memenuhi suatu fungsi dalam mempertahankan diri.
3. Fungsi
Ekspresi Nilai
Sikap ini
mengekspresikan nilai-nilai tertentu dalam suatu usaha untuk menerjemahkan
nilai-nilai
tersebut ke dalam sesuatu yang lebih nyata dan lebih mudah ditampakkan.
4. Fungsi
Pengetahuan
Manusia
membutuhkan suatu dunia yang mempunyai susunan teratur rapi, oleh karena itu
mereka mencari konsistensi, stabilitas, definisi dan pemahaman dari suatu
kebutuhan yang selanjutnya berkembanglah sikap ke arah pencarian pengetahuan.
5.
fungsi Utilitarian
mengacu pada
ide bahwa orang mengekpresikan perasaan untuk memaksimalkan hukuman yang mereka
terima dari orang lain.
Komponen
Sikap
Ada
tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude) yaitu :
a.
Kognitif (cognitive).
Berisi
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek
sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar
seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
b. Afektif (affective)
Menyangkut
masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum
komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
c. Konatif (conative)
Komponen
konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana
perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang
berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.
Pengertian
Motivasi
Motivasi
menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan
pokok pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan
tindakan. Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya
dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
Dengan
demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang
menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif
dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi
konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan
adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang
diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi
adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang
diinginkan.
Proses
motivasi :
- tujuan. Perusahaan harus bias
menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian
konsumen dimotivasi ke arah itu.
- mengetahui kepentingan.
Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat
dari kepentingan perusahaan semata
- komunikasi efektif. Melakukan
komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui
apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
- integrasi tujuan. Proses
motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan
konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan
pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua
kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya
penyesuaian.
Konsep
diri
Konsep diri
adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain
(Stuart dan Sundeen, 1991). Termasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi orang lain dan lingkungannya, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya (Beck,
Willian, Rawlin, 1986) lebih menjelaskan bahwa konsep diri adalah cara individu
memandang dirinya secara utuh
Secara umum
disepakati bahwa konsep diri belum ada saat lahir. konsep diri berkembang
secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang
lain. Perkembangan konsep diri terpacu cepat dengan perkembangan bicara. Nama
dan panggilan anak merupakan aspek bahasa yang utama dalam membantu
perkembangan identitas. Dengan memanggil nama, anak mengartikan dirinya
istimewa, unik dan mandiri.
Konsep diri
memberi kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi
dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia
muda. Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu
mempengaruhi konsep diri. Jika seorang anak mempunyai masa kanak-kanak yang
aman dan stabil, maka konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan
akan sangat stabil (Marsh, 1990). Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari
kepribadian dan konsep diri dapat menjadi sumber stress atau konflik.
Konsep diri
dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain.
Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu
mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.
BAB. 7 KEPRIBADIAN, NILAI DAN GAYA HIDUP
Kepribadian,
Nilai dan Gaya Hidup
A.
KEPRIBADIAN
Kepribadian
merupakan ciri watak seorang individu yang konsisten yang mendasari perilaku
individu. Kepribadian sendiri meliputi kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang
kas dimiliki seseorang. Tapi kepribadian berkembang jika adanya hubungan dengan
orang lain. Dasar pokok dari perilaku seseorang adalah faktor biologis dan
psikologisnya. Kepribadian sendiri memiliki banyak segi dan salah satunya
adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri
aktual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan
konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri
orang lain (bagaimana dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan
membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur
hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.
B. NILAI
Nilai (value) merupakan kata sifat yang selalu terkait dengan benda, barang,
orang atau hal-hal tertentu yang menyertai kata tersebut. Nilai adalah sebuah
konsep yang abstrak yang hanya bisa dipahami jika dikaitkan dengan benda,
barang, orang atau hal-hal tertentu. Pengkaitan nilai dengan hal-hal tertentu
itulah yang menjadikan benda, barang atau hal-hal tertentu dianggap memiliki
makna atau manfaat. Benda purbakala dianggap bernilai karena berguna bagi
generasi penerus untuk mengetahui sejarah masa lampau kita. Video tape
recorder, meski secara teknis kondisinya masih baik, dianggap manfaatnya sudah
hilang karena sudah susah mengoperasikannya mengingat kaset yang seharusnya
menjadi komplemen video tape tersebut tetidak bisa lagi diperoleh di pasaran,
semuanya tergantikan oleh VCD. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan nilai
adalah prinsip, tujuan, atau standar sosial yang dipertahankan oleh seseorang
atau sekelompok orang (masyarakat) karena secara intrinsik mengandung makna.
C.
GAYA HIDUP
Plummer
(1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh
bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap
penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang
dunia sekitarnya. Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya
hidup adalah hal yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang
dalam hubungannya dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan,
persahabatan, dan cinta sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep diri. Gaya hidup menggambarkan
“keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler
dalam Sakinah,2002). Menurut Susanto (dalam Nugrahani,2003) gaya hidup adalah
perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap
seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu
banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang
misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain
sebagainya.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi gaya hidup
Menurut
pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat
dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk
mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya
proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.Lebih
lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar
(eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan,
kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan
penjelasannya sebagai berikut :
a. Sikap
Sikap
berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan
tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan
mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat
dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b.Pengalaman
dan pengamatan
Pengalaman
dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat
diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui
belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial
akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
c.Kepribadian
Kepribadian
adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan
perbedaan perilaku dari setiap individu.
d.Konsep
diri
Faktor lain
yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah
menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara
konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya
akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari
pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi
permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang
menjadi awal perilaku.
e. Motif
Perilaku
individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan
terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang
terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang
cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f. Persepsi
Persepsi
adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan
informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.
BAB. 8 MEMPENGARUHI SIKAP DAN PRILAKU
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku anak. anak diibaratkan seperti air, dan lingkungan lah yang
memberikan warna terhadap air tersebut. Lingkungan terdekat dari anak adalah
orang tua. Warna inilah nantinya yang akan memiliki sumbangsih terbesar
terhadap sikap dan perilaku si anak. Sehingga tidak heran, jika nantinya ada
nilai – nilai yang dianggap normal oleh anak, akan berbeda atau justru
dianggap tidak normal oleh teman – temannya.
Pembentukan sikap dan perilaku ini akan sangat
mempengaruhi tumbuh kembang si anak, bahkan hingga ia dewasa. Tidak jarang,
ketidak hati hatian dalam pemberian warna akan menjadikan anak mengalami
trauma dan menghambat kesuksesannya di masa depan. Untuk itu, orang tua
hendaknya sangat berhati – hati, agar anak tidak justru menyalahkan orang
tuanya saat dewasa.
Pembentukan sikap dan perilaku anak dapat dimulai
sejak masih dalam kandungan. Tetapkan tujuan, visi, serta mission statement
keluarga anda. Hal inilah yang nantinya akan menjadi perilaku ataupun
behavior yang akan tertanam dalam pikiran si anak, dan akan menjadi nilai –
nilai yang akan di yakini si anak sebagai sesuatu yang normal dan benar.
Anda pun
dapat melatih anak untuk menjadi lebih fleksibel dan terbuka terhadap
perubahan yang baik. Arahkan agar anak mempunyai pilihan sendiri, dan bisa
menyuarakan pilihannya tersebut dengan baik, agar anak besar menjadi sesuatu
yang benar – benar ia inginkan, dan bukan sekedar memenuhi keinginan orang
tua.
|